Contoh Resensi Buku Sastra
BAB I PEMBUKAAN
I. A. Identitas Buku
Judul : Az-Zukhruf
Pengarang : Mira Dia Lazuba
Editor : Elis Widayanti
Tata Sampul : Gobaqsodor
Tata Isi : A. Budi
Pracetak : Lilis
Tahun Terbit : 2010
Penerbit : Garailmu
Jumlah Halaman : 272
Ukuran : 14 x 20,2
cm
Edisi Buku : Edisi Pertama
I. B. Tentang Pengarang
Mira Dia Lazuba, lahir pada11 Desember 1990 di Malang.
Sejak kecil, ia senang membaca dan menulis. Dari hobinya itu, lahirlah novel
perdananya yang berjudul “Az-Zukhruf”.
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga,
Surabaya ini tinggal di Jalan Asrikaton No. 224, RT 12, RW 02, Pakis, Malang,
Jawa Timur. Selain membaca dan menulis, ia juga kerap menghadiri acara debat.
“Bermimpilah karena Allah akan senantiasa memeluk mimpi-mimpimu!” adalah motto
hidupnya.
I. C. Keunikan Buku
Novel yang berjudul “Az-Zukhruf” karangan Mira Dia Lazuba
ini merupakan novel bernuansa islami. Novel ini lebih menerapkan nilai-nilai
islami dalam kehidupan sehari-hari serta menuangkan nilai-nilai hubungan sosial
yang baik secara islami sebagai sesama umat muslim dalam kehidupan sehari-hari.
Novel ini lebih memusatkan cerita pada kisah cinta bernuansa islami yang
didasarkan pada aturan agama.
I. D. Sinopsis Buku
Zukhruf, Nabila, Fatih, dan Shiva adalah saudara
sekandung yang telah merambah dewasa namun belum juga menemukan jodoh. Zukhruf
gadis berusia 26 tahun yang baru saja menyelesaikan masternya di Malaysia
pulang ke kampung yang telah ditinggalkannya selama 11 tahun dan bertemu
kembali dengan Faruq, teman kecilnya yang kini begitu berbeda. Tak ada lagi
Faruq kaya nan terpandang, yang ditemuinya kini hanyalah sesosok pria kumal,
seorang buruh tani dan penjaga pesantren. Tidak hanya itu, adik Faruq, Kumala,
mengidap gangguan jiwa akibat suatu insiden memilukan.
Ditengah uji kesabarannya membantu keluarga Faruq,
Zukhruf masih harus berhadapandengan perubahan sifat kakaknya, Nabila. Semua di
awali oleh pertemuan dirinya dengan seorang ustadz muda, anak kiai Wahid, Ustadz
Dafik, yang begitu bersahaja.
Belum lagi tersingkapnya sebuah tabir rahasia mengapa
Fatih, diusianya yang sudah 30 tahun, masih memutuskan untuk melajang. Juga
tentang sikap Nabila ketika akhirnya menerima sebuah lamaran yang sungguh bukan
dari orang yang diharapkannya.
Sementara ia sendiri, Zukhruf, kian kuat terseret arus
jebakan dua cinta. Ya Tuhan, ini so
complicated, sangat berat dan ironis, apa yang bisa dilakukannya?
BAB II ISI
II. A.
Unsur Intrinsik Buku
a. Tema : Novel ini
menceritakan tentang bagaimana menentukan pilihan hidup diantara banyaknya
pilihan hidup yang ada dalam kehidupan duniawi ini.
b. Plot : Maju
c. Penokohan :
Ø Zukhruf seorang gadis yang baik hati, ramah, pandai, selalu menolong orang
yang kesusahan, tak melihat bagaimanapun keadaannya sendiri yang terpenting
baginya ia mampu menolong orang lain. Zukhruf adalah sosok gadis yang sabar dan
teguh akan pendiriannya, ia mampu menyelesaikan setiap masalah yang datang
dengan tenang dan ceria.
Ø Nabila kakak kedua Zukhruf, ia adalah sosok gadis yang cantik nan ayu, ia
adalah sosok yang sangat religius, memahami agama lebih baik dibandingkan
dengan Zukhruf. Namun disisi lain ia adalah sosok gadis angkuh yang merasa
dirinya lebih segala-galanya dibandingkan Zukhruf, adiknya.
Ø Fatih kakak tertua Zukhruf, ia adalah seorang dokter di perkampungan
tersebut, ia adalah sosok lelaki yang baik hati dan selalu menolong orang lain,
namun ia memiliki sifat pengecut untuk menerima kenyataan dan mengungkapkan
perasaannya terhadap wanita yang ia cintai.
Ø Shiva adik bungsu Zukhruf, ia adalah sosok yang sangat cinta damai, ia
mampu meredamkan kesenjangan yang hadir dalam keluarga tersebut terutama saat
Nabila mengurung diri dari Zukhruf.
Ø Faruq teman kecil Zukhruf, ia sedari kecil memang sudah mengagumi
Zukhruf. Faruq kecil adalah sosok yang jahil dan tak mahu kalah terhadap
Zukhruf, bertolak belakang dengan Faruq yang kini telah tumbuh menjadi seorang
pria dewasa, ia adalah sosok pria yang tabah, sabar, dan giat bekerja, ditengah
banyaknya ujian yang menimpa dirinya ia mampu tetap tegar untuk satu-satunya
keluarga yang ia miliki, Kumala.
Ø Kumala adik Faruq, ia adalah sesosok gadis cantik nan ayu, namun ia
mengalami gangguan jiwa akibat musibah yang menimpanya beberapa tahun silam.
Ø Ust. Dafik anak Kiai Wahid, ia adalah seorang ustadz muda yang bersahaja, ia
adalah seorang ustadz muda berparas tampan, baik hati, sangat religius,
menghormati wanita, sangat tertutup akan perasaan yang ia rasakan.
Ø Abi ayah Zukhruf, ia adalah sosok yang disiplin akan agama namun ia
lebih mengerti dan memahami kebutuhan anak-anaknya ketimbang umi.
Ø Umi ibunda Zukhruf, ia adalah sosok yang benar-benar menjaga
anak-anaknya namun terkesan over-protect
terhadap anak-anaknya.
d. Setting : Sebuah desa yang bernuansa islami, dengan suasana
pedesaan yang masih pekat dengan banyaknya sawah-sawah yang terhampar luas,
jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Di lengkapi dengan hadirnya pesantren yang
cukup besar yang selalu dipenuhi oleh masyarakat untuk melaksanakan
kajian-kajian keagamaan.
e. Sudut Pandang : Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang
ketiga, yaitu penulis sebagai orang yang bercerita diluar tokoh.
f. Moral :
Ø Menjelaskan batasan-batasan antara seorang wanita dan lelaki.
Ø Kerukunan dalam keluarga harus diutamakan.
Ø Untuk selalu berpikir positif (husnudzan).
Ø Meminta petunjuk kepada Tuhan untuk menentukan sebuah pilihan
hidup.
Ø Hubungan yang baik antar sesama muslim.
II. B. Unsur Ekstrinsik
a. Latar Belakang Penulis :
Mira Dia Lazuba, lahir pada11 Desember 1990 di Malang. Mahasiswa
Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Surabaya ini tinggal di Jalan
Asrikaton No. 224, RT 12, RW 02, Pakis, Malang, Jawa Timur. Selain membaca dan
menulis, ia juga kerap menghadiri acara debat. “Bermimpilah karena Allah akan
senantiasa memeluk mimpi-mimpimu!” adalah motto hidupnya.
b. Kondisi Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya :
Novel ini dihasilkan pada masa demokrasi,
dalam negara merdeka yang sedang berkembang yang mayoritas penduduknya muslim,
sehingga novel ini berisi tentang kisah hidup di masa kemerdekaan dengan nuansa
yang islami. Keadaan ekonomi yang sudah berkembang, namun dengan kebudayaan
barat yang mulai menyusup kedalam kehidupan para muslim, sehingga penulis
menulis sebuah novel religi yang insya allah bisa menuntut para pemuda-pemudi
muslim agar tetap menjaga batasan-batasan sesuai syariat islam.
BAB III PENUTUP
Resensi Novel “Az-Zukhruf” ini lebih diutamakan bagi mereka
yang mencintai dan menggemari novel-novel yang bernuansa islami, kepada
tingkatan remaja hingga dewasa muslim. Diharapkan resensi ini dapat menggugah
remaja muslim agar lebih tertarik untuk membaca novel-novel religius yang
bernuansa islami.
Novel Az-Zukhruf ini mengandung banyak ajaran agama,
mengajarkan kepada kita bagaimana cara untuk menentukan suatu pilihan diantara
banyaknya pilihan-pilihan yang muncul dalam hidup kita. Dalam novel ini juga kita
dapat belajar bagaimana cara menjalin hubungan dengan sesama umat muslim tanpa
memandang perbedaan secara duniawi. Novel Az-Zukhruf ini juga banyak menekankan
batasan-batasan hubungan antar wanita dan lelaki yang bukan muhrim sesuai
syariat islam.
Menurut saya, novel ini sangat baik dibaca untuk para pembaca
yang muslim agar lebih memahami aturan dan batasan yang sesuai dengan syariat
islam, apalagi dalam novel ini moral-moral yang terkandung di aplikasikan
langsung dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak sulit bagi pembaca untuk
memahami dan mengerti maksud yang terkandung dalam novel ini.
BAGI MEREKA YANG INGIN MENENTUKAN PILIHAN HIDUP
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Cantika Setya Permatasari
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011-2012
Komentar
Posting Komentar